Example 468x60

Kata Menteri ESDM, Proyek RDMP Progresnya Sekarang 91 Persen

PROYEK PENTING: Menteri ESDM, Arifin Tasril saat kunjungan ke Proyek RDMP Balikpapan guna memastikan progres perkembangan proyek nasional tersebut, Minggu (11/8/2024).

Tanahborneoku.com, BALIKPAPAN– Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif lakukan kunjungan ke Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan guna memastikan progres perkembangan proyek nasional, Minggu (11/8/2024).

Pada kunjungan tersebut, Arifin memastikan proyek besar yang masuk sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional tersebut berjalan optimal. Proyek ini ditargetkan rampung 100 persen di September 2025.

Menteri ESDM juga berkesempatan melihat unit-unit produksi yang telah diselesaikan dalam proyek tersebut, salah satunya unit Crude Distillation Unit (CDU) IV. Penyelesaian unit CDU IV ini menjadikan Kilang Balikpapan saat ini menjadi Kilang dengan kapasitas produksi terbesar yang dimiliki Pertamina.

Dalam arahannya, Arifin menekankan pentingnya mengantisipasi setiap kesulitan yang mungkin dihadapi ke depan.  “Kita mengevaluasi, meng-highlight hal-hal krusial apa yang harus kita hadapi ke depan. Kesulitannya apa, kemampuan kita apa, bagaimana kita bisa mengatasinya, sehingga target bisa diselesaikan sebaik-baiknya,” ujarnya. 

“Tahun 2022 waktu saya ke sini, dulu kan baru civil works banyak, tapi sekarang semuanya sudah terbangun. Jadi tinggal finishing saja. Progress-nya sekarang 91 persen lebih,” jelasnya.

Dalam kunjungan tersebut, Arifin juga melakukan pengecekan berbagai pencapaian penting yang telah diraih oleh proyek RDMP Balikpapan. Pencapaian tersebut di antaranya adalah pelaksanaan penyalaan perdana atau Initial Firing untuk Gas Turbine Generator A dan C, commissioning Utility Cooling Water System, dan penyelesaian instalasi SPM Lawe-Lawe. 

“Langkah-langkah ini merupakan bagian penting dalam menuju operasional penuh kilang pada tahun 2025,” jelas Arifin.

Untuk mendukung operasional Kilang Balikpapan, juga terdapat 2 proyek penting lainnya yaitu pembangunan jalur pipa gas sepanjang 78 km dari Senipah ke Balikpapan dan peningkatan kapasitas terminal minyak di Lawe-Lawe.

Penyelesaian pembangunan jalur pipa gas dari Senipah ke Balikpapan menurut Arifin memiliki fungsi yang strategis. “Jalur pipa ini akan mendukung suplai energi yang stabil untuk operasional kilang. Apalagi kapasitas gas yang dapat disalurkan melalui pipa ini mencapai maksimal 125 MMSCFD,” jelas Arifin.

Sementara terminal Lawe-Lawe akan menjadi komponen vital dalam rantai pasokan minyak mentah, memastikan kelancaran pengiriman bahan baku ke Kilang Balikpapan. Proyek ini mencakup pembangunan dua tangki penyimpanan minyak mentah berkapasitas masing-masing 1.000.000 barel, fasilitas penerimaan minyak mentah dari kapal tanker melalui Single Point Mooring (SPM) 320.000 DWT, serta pembangunan fasilitas pipa darat dan lepas pantai dari SPM ke Terminal Lawe-Lawe.

“Tambahan kemampuan produksi dari Kilang Balikpapan tentunya diharapkan semakin memperkuat ketahanan energi di Indonesia,” kata Arifin.

Arifin membeberkan, untuk menuntaskan proyek RDMP terdapat sejumlah tantangan. Antara lain, pandemi Covid-19 beberapa waktu yang lalu, serta terjadi gejolak geopolitik antara Rusia-Ukraina yang mempengaruhi rantai pasok sistem logistik.

“Kemudian antara proyek owner dengan kontraktor. Nanti mudah-mudahan bisa diselesaikan secara tuntas. Kita minta manajemen Pertamina untuk bisa ambil langkah. Bagaimana bisa menyelesaikan sehingga selesai tepat waktu dan tepat kualitas,” imbuhnya.

Proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai USD 7,4 miliar. Dari total tersebut, USD 4,3 miliar berasal dari ekuitas, sedangkan USD 3,1 miliar diperoleh melalui pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency (ECA). (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *